Jumat, 28 Juni 2013

Pendidikan Bagi Perekonomian Indonesia

PENDAHULUAN
Pertumbuhan pendidikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan sebaliknya,  pertumbuhan ekonomi mempengaruhi petumbuhan pendidikan. Di negara-negara maju,  perhatian pemerintahnya terhadap pembangunan sektor pendidikan sangat besar,  misalnya komitmen politik anggaran sektor pendidikan tidak kalah dengan sektor lainnya,  sehingga keberhasilan investasi pendidikan berkorelasi dengan kemajuan pembangunan makronya. Belajar dari beberapa negara maju pemerintah Indonesia harus mengambil langkah-langkah strategis dalam upaya membangun pendidikan nasional. Investasi di bidang pendidikan secara nyata akan mendorong kemajuan ekonomi dan menciptakan kesejahteraan sosial.

LATAR BELAKANG
Pendidikan mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi karena merupakan investasi untuk meningkatkan keterampilan sumberdaya manusia, memperkuat modal  fisik dan kemampuan menyesuaikan pengetahuan teknik yang diterapkan pada mesin-mesin industri,  sehingga pendidikan dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Indonesia  sebagai negara berkembang yang  sedang dilanda krisis multidimensi menghadapi masalah ketimpangan distribusi pendapatan, kemiskinan, keterbelakangan, pengangguran dan masalah lain yang lazim dihadapi oleh negara sedang berkembang,  menyadari sepenuhnya bahwa pendidikan adalah wahana untuk memperluas akses dan mobilitas dalam masyarakat, baik vertikal maupun  horizontal serta salah satu instrumen untuk memberantas kemiskinan. Atas dasar pemikiran inilah maka penulis ingin meneliti dampak pendidikan formal terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dampak stok daya manusia yang diwakili dengan tingkat pendidikan yang dicapai oleh penduduk .Tingkat pendidikan yang dicapai penduduk dibedakan antara pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Selain itu juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana dampak konsumsi pemerintah dibidang pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Estimasi dilakukan dengan menggunakan model regresi linier klasik (Ordinary Least Square). Data yang dipergunakan adalah data runtun waktu sehingga harus lolos serangkaian uji yaitu uji diagnostik, uji ekonometrik, uji statistik maupun uji teori ekonomi agar diperoleh hasil estimasi yang terbaik. Hasil estimasi menunjukkan bahwa, pertama dampak variabel kontrol yang terdiri dari proporsi angkatan kerja Sumatera Utara dengan berbagai latar belakang pendidikan dan pertumbuhan pengeluaran pemerintah untuk sektor pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi ternyata positif dan signifikan.

 Pendidikan Bagi Perekonomian Indonesia
Pendidikan adalah alat untuk perkembangan ekonomi dan bukan sekedar pertumbuhan ekonomi.  Salah satu dari lima fungsi pendidikan adalah fungsi teknis-ekonomis baik padat ataran individual hingga tataran global.  Fungsi teknis –ekonomis merujuk pada kontribusi pendidikan untuk perkembangan ekonomi. Misalnya pendidikan dapat membantu siswa untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk hidup dan berkompetisi dalam ekonomi yang kompetitif. Semakin berpendidikan seseorang maka, tingkat pendapatannya semakin baik. Hal ini dimungkinkan karena orang yang  berpendidikan lebih produktif bila dibandingkan dengan yang tidak berpendidikan. Produktivitas seseorang tersebut dikarenakan dimilikinya keterampilan teknis yang diperoleh dari pendidikan. Oleh karena itu salah satu tujuan  yang  harus dicapai oleh pendidikan adalah mengembangkan keterampilan hidup. Inilah sebenarnya arah kurikulum berbasis kompetensi, pendidikan life skill dan broad based education yang dikembangkan di Indonesia akhir-akhir ini. Di tahun 1992 sama struktur pendapatan yang terjadi di Indonesia rata-rata, antara pedesaan dan perkotaan, pendapatan per tahun lulusan universitas 3,5 juta rupiah, akademi 3 juta rupiah, SLTA 1,9 juta rupiah, dan SD hanya 1,1 juta rupiah.
Fungsi kependidikan merujuk pada sumbangan pendidikan terhadap perkembangan dan pemeliharaan pendidikan pada tingkat sosial yang berbeda. Pada tingkat individual  pendidikan membantu siswa belajar cara belajar dan membantu guru cara mengajar. Orang yang berpendidikan diharapkan memiliki kesadaran untuk belajar sepanjang hayat (life long learning), selalu merasa ketinggalan informasi,  ilmu pengetahuan serta teknologi sehingga terus terdorong untuk maju dan terus belajar.

Di kalangan masyarakat luas juga berlaku pendapat umum bahwa semakin berpendidikan maka, makin baik status sosial seseorang dan penghormatan masyarakat terhadap orang yang berpendidikan lebih baik daripada yang kurang berpendidikan. Orang yang  berpendidikan diharapkan bisa menggunakan pemikiran-pemikirannya yang  berorientasi pada kepentingan jangka panjang. Orang yang berpendidikan diharapkan tidak memiliki kecenderungan orientasi materi atau uang apalagi untuk memperkaya diri sendiri. Perkembangan ekonomi akan tercapai apabila sumberdaya manusianya memiliki etika, moral, rasa tanggung jawab, rasa keadilan, jujur, serta menyadari hak dan kewajiban yang kesemuanya itu merupakan indicator hasil pendidikan  yang baik.  Inilah saatnya bagi negeri ini untuk merenungkan bagaimana merencanakan sebuah ssstem pendidikan yang baik untuk mendukung perkembangan ekonomi. Selain itu pendidikan juga sebagai alat pemersatu bangsa yang saat ini sedang diancam perpecahan. Melalui fungsi-fungsi pendidikan di atas yaitu fungsi sosial-kemanusiaan, fungsi politis, fungsi budaya, dan fungsi kependidikan maka negeri ini dapat disatukan kembali. Dari paparan di atas tampak bahwa pendidikan adalah wahana yang amat penting dan strategi suntuk perkembangan ekonomi dan integrasi bangsa. Singkatnya pendidikan adalah sebagai investasi jangka panjang yang  harus menjadi pilihan utama.

Sistem Perekonomian Indonesia

PENGARUH PASAR TERHADAP PERKEMBANGAN SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA

PENDAHULUAN DAN LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu negara yang telah memasuki era persaingan global, dimana tidak ada batasan dalam setiap individu untuk mengembangkan bisnis baik dalam lingkup kecil, menengah maupun besar. Dengan berkembangnya persaingan global yang tidak bisa  dibendung perkembangannya, mengakibatkan usaha-usaha kecil yang kalah bersaing dengan usaha menengah keatas di dunia bisnis. Sektor perdagangan telah memberikan kontribusi yang besar pada Produk Domestik Bruto (PDRB) Indonesia. Pasar merupakan tempat terjadinya kegiatan ekonomi. Pasar tempat terjadinya transaksi bertemunya penjual dalam memasarkan dagangannya dan pembeli yang ingin memenuhi kebutuhan sehari-hari. Di dalam pasar interaksi yang sering terjadi adanya sistem tawar menawar antara penjual dan pembeli, hal ini sudah menjadi sosial budaya masyarakat Indonesia hingga saat ini masih dilakukan. Pasar seperti ini disebut dengan pasar tradisional. Tetapi pada umumnya pasar tradisional di seluruh Indonesia fasilitas kenyamanan yang menjadi masalah utama. Pasar tradisional terkesan kotor, kumuh, bau dan lain sebagainya sehingga membuat para pembeli kurang nyaman.
Dengan berkembangnya zaman untuk memenuhi harapan masyarakat maka terbentuklah retail modern yang mengedepankan kenyamanan para pembeli dengan melakukan strategi mengutamakan kebersihan, pelayanan yang baik, serta mencantumkan label harga di setiap produk–produk yang dijual. Sehingga masyarakat bisa mengetahui harga barang-barang tersebut tanpa melakukan sistem tawar-menawar dengan penjual. Ini merupakan perbedaan yang sangat menonjol dengan pasar tradisional. Saat ini terdapat beberapa peritelan modern yang juga bersaing dengan retail-retail modern lainya.
Persaingan pasar tradisional dengan retail modern saat ini bisa dikatakan sebagai persaingan global bukan lagi persaingan lokal. Pasar tradisional telah dihadapkan dengan pesaing-pesaing asing. Retail modern kini telah menjamur diberbagai kota atau pedesaan seluruh Indonesia. Dan disisi lain secara signifikan perkembangan retail modern mendorong pertumbuhan subsektor perdagangan. Sehingga dapat mendorong pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDRB) suatu wilayah. Hal ini pemerintah daerah tentunya tertarik untuk mengembangkan pasar modern masuk ke wilayah daerahnya. Tetapi disisi lain retail modern yang berkembang jika dilihat dari pedagang-pedagang di pasar tradisional fenomena ini merupakan ancaman bagi para pedagang pasar tradisional atau malah menguntungkan bagi pedagang-pedagang tersebut. Dengan adanyaotonomi daerah, daerah memiliki kewenangan untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dengan cara dan kebijakan masing-masing.

STRATEGI PEDAGANG PASAR TRADISIONAL MENGHADAPI PERSAINGAN dengan RETAIL MODERN dan PREFERENSI KONSUMEN
(Studi Kasus Pada Pasar Legi Kota Blitar)
Yenika Sri Rahayu, Bahtiar Fitanto, Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Perekonomian Kota Blitar didominasi oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor perdagangan menyumbang terbesar nomor satu mengalahkan sektor pertanian pada Produk Domestik Bruto (PDRB) di Kota Blitar dilihat dari data PDRB tahun 2006-2010. Perkembangan ekonomi yang terjadi menyebabkan adanya persaingan yang terjadi antara kegiatan ekonomi yang bersifat tradisional dengan kegiatan-kegiatan ekonomi yang sudah modern. Fenomena seperti ini dipertegas dengan teori Dualisme yang dicetuskan pertama kali oleh J.H Boeke dalam bukunya yang berjudul Economics and economic Policy in Dual Societies, 1953. Dalam sebuah persaingan usaha sangat diperlukan adanya strategi. Strategi merupakan modal utama untuk bertahan. Menurut Swastha (2002: 193) bagi perusahaan kecil maupun perusahaan yang ingin meningkatkan efisiensinya, dapat mengadakan segmentasi pasar. Dalam usaha perdagangan persaingan antara para pedagang sudah wajar, masing-masing pedagang menginginkan usaha yang dibangunnya bisa berjalan dengan baik dan mampu bersaingan dengan para pedagang lain. Tetapi walaupun persaingan tidak bisa dihindari dapat diharapkan bisa melakukan persaingan dengan sehat. Dengan begitu para pedagang pasti mempunyai strategi khusus untuk bertahan dan bagaimana menjaga jumlah konsumennya tidak menurun.
Keberadaan minimarket Indomaret dikhawatirkan akan menjadi salah satu penyebab yang bisa menurunkan jumlah konsumen para pedagang tradisional. Karena dengan adanya suatu hal yang baru tentu bisa mempengaruhi pola perilaku pembelian kosumen di mana konsumen dulunya hanya berbelanja di pasar tradisional kini berpindah berbelanja ke minimarket. Di mana perbedaan minimarket dan pasar tradisional sangat berbeda jauh. Melihat hal ini bagaimanakahtanggapan para pedagang pasra tradisional ketika para konsumen beralih ke minimarket imbasnya bisa menurunkan jumlah konsumen yang berbelanja.
Pedagang pasar tradisional rata-rata memiliki tingkat pendidikan yang rendah sehingga ketika para pedagang pasar ditanyai mengenai strategi apa agar bisa bersaing dan bertahan untuk menarik pelanggan mereka agar tidak berpindah mereka hanya bisa menjawab tidak ada strategi khusus hanya saja selalu mengutamakan pelayanan dengan sikap yang ramah terhadap konsumen, memberikan rasa kepercayaan penuh ketika ada konsumen yang ingin berhutang serta faktor harga yang penting, harga faktor utama yang bisa menarik para konsumen.

IDENTIFIKASI STRUKTUR PASAR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBENTUKAN HARGA (STUDI KASUS PADA SENTRA INDUSTRI KERIPIK TEMPE SANAN MALANG)
Winda Wahyu Widyasari, Asfi Manzilati

Dalam rangka meningkatkan peran UKM, aspek mikroekonomi juga perlu diterapkan. Salah satunya pemikiran mengenai struktur pasar dan pembentukan harganya. Dalam pemikiran level mikro neoklasik, dijelaskan tentang bagaimana struktur pasar atau mekanisme pasar (permintaan dan penawaran) dapat menjadi determinan dalampembentukan harga, output dan pendapatan.  Sanan merupakan salah satu daerah UKM di Kota Malang yang perekonomiannya berkembang pesat karena usaha keripik tempenya. Sampai sekarang para pedagang di daerah Sanan tersebut masih bisa mempertahankan perkembangan usahanya. Dan bahkan beberapa dari  mereka ada yang semakin maju dalam pengembangan usahanya. Dalam hal ini pembentukan harga memiliki peran yang sangat penting didalamnya, bagaimana mekanisme harga di dalam usaha tersebut dan harga para pesaing terbentuk sehingga nantinya mereka tetap dapat menarik minat konsumen serta mempertahankan para pelanggannya. Maka untuk  mengetahui itu semua diperlukan identifikasi struktur pasar di dalamnya, serta tentang bagaimana struktur pasar tersebut dapat berimplikasi terhadap proses terbentuknya harga, sehingga mereka bisa tetap mempertahankan perkembangan usahanya. Untuk itu disini peneliti akan mengamati bagaimana identifikasi struktur pasar dan implikasinya terhadap pembentukan harga (studi kasus pada Sentra Industri Keripik Tempe Sanan Malang). Dengan menggunakan analisis kualitatif dan pendekatan  fenomenologis  sehingga dapat menjawab rumusan masalah pada penelitian. Dari hasil penelitian ini, diketahui bahwa  struktur pasar di Sentra Industri Keripik Tempe Sanan lebih mengarah ke  pasar persaingan monopolistik dilihat dari ciri-cirinya yang tidak terdapat hambatan untuk masuk, banyaknya penjual, tidak ada kerja sama dan diferensiasi produk. Hal ini berimplikasi terhadap pembentukan harga di Sanan yang juga sendiri-sendiri dan tidak ada kerjasama.

PERKEMBANGAN PASAR DAN PROSPEK AGRIBISNIS KARET
DI INDONESIA
Chairil Anwar
(Pusat Penelitian Karet)

Ringkasan
Perkembangan pasar karet alam dalam kurun waktu tiga tahun terakhir relative kondusif bagi produsen, yang ditunjukan oleh tingkat harga yang relatif tinggi. Hal tersebut dikarenakan permintaan yang terus meningkat, terutama dari China, India, Brazil dan negara-negara yang mempunyai pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Asia-Pasifik. Menurut IRSG, dalam studi Rubber Eco-Project (2005), diperkirakan akanterjadi kekurangan pasokan karet alam dalam dua dekade ke depan. Karena itu pada kurun waktu 2006-2025, diperkirakan harga karet alam akan stabil sekitar US $ 2.00/kg. Dalam jangka pendek, pertumbuhan ekonomi global tahun 2006 dan 2007 diperkirakan masih cukup baik, hal tersebut dapat terjadi jika kenaikan harga minyak bumi, inflasi dan kenaikan suku bunga tidak meperlambat pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang masih tetap merupakan lokomotif ekonomi dunia. Perkembangan ekonomi global tentunya akan mempengaruhi permintaan karet alam dan selanjutnya akan mempengaruhi harga. Konsumsi karet alam pada tahun 2005 sebesar 8.74 juta ton(pertumbuhan 5.1%), sementara itu produksi hanya sebesar 8.68 juta ton (pertumbuhan 0.4%). Harga karet alam masih tetap mempunyai tendensi menaik pada periode semester ke dua tahun 2006, hal tersebut dikarenakan permintaan masih lebih besar dari penawaran dan pertumbuhan ekonomi global, terutama China, Amerika Serikat dan Jepang masih ”firm and modest”. Jika ”investment fund” dan spekulator melakukan aksi ”profit taking” pada pasar berjangka karet alam (TOCOM), maka akan terjadi lonjakan naik-turun harga karet alam yang relatif cukup besar. Harga karet alam yang relatif tinggi saat ini harus dijadikan momentum bagi Indonesia, untuk mendorong percepatan peremajaan karet yang kurang produktif dengan menggunakan klon-klon unggul dan perbaikan teknologi budidaya lainnya. Pengambangan agribisnis karet di Indonesia perlu dilakukan dengan cermat dengan melalui perencanaan dan persiapan yang matang, antara lain dengan penyedian kredit peremajaan yang layak untuk karet rakyat, penyedian bahan tanam karet klon unggul dengan persiapan 1-1,5 tahun sebelumnya, pola kemitraan peremajaan, aspek produksi, pengolahan dan pemasaran dengan perkebunan besar negara/swasta. Pada tingkat kebijakan nasional perlu adanya lembaga (dewan komoditas/karet) yang membantu pengembangan industri karet di Indonesia dalam semua aspek, mulai dari produksi, pengolahan bahan baku, industri produk karet, serta pemasaran karet dan produk karet.
Pada tingkat implementasi perlu organisasi pelaksana yang kompeten dan aturan main yang jelas, dalam hal ini tentunya juga terkait dengan adanya otonomi daerah dan perlunya partsipasi/komitmen yang kuat dari petani/pekebun karet.

KESIMPULAN
Melihat perkembangan sistem perekonomian di Indonesia melalui strategi pedagang pasar melalui sistem perkembangan perekonomian, bahwa pedagang pasar tradisional rata-rata memiliki tingkat pendidikan yang rendah sehingga ketika para pedagang pasar ditanyai mengenai strategi apa agar bisa bersaing dan bertahan untuk menarik pelanggan mereka agar tidak berpindah mereka hanya bisa menjawab tidak ada strategi khusus hanya saja selalu mengutamakan pelayanan dengan sikap yang ramah terhadap konsumen, memberikan rasa kepercayaan penuh ketika ada konsumen yang ingin berhutang serta faktor harga yang penting, harga faktor utama yang bisa menarik para konsumen.  Terkait dengan kedua jurnal lainnya bahwa dalam rangka meningkatkan peran UKM, aspek mikro ekonomi juga perlu diterapkan. Salah satunya pemikiran mengenai struktur pasar dan pembentukan harganya. Selain kitu sistem perekonomian di Indonesia bisa melihat beberapa unsur pokok seperti memanfaatkan Sumber Daya Alam yang tersedia, seperti perkembangan pasar dan prospek agribisnis karet, melihat perkembangan pasar karet alam dalam kurun waktu tiga tahun terakhir relative kondusif bagi produsen, yang ditunjukan oleh tingkat harga yang relatif tinggi karena permintaannya yang terus meningkat bagi sector perindustrian di beberapa Negara.

Namun hal tersebut tetap harus diperingati dengan menjaga kondisi alam agar tetap bisa tersedia dalam kurun waktu yang cukup lama, meski berbagai sistem perkembangan perekonomian di tanah air mengalami kemajuan yang cukup pesat melalui berbagai macam aspek, tanpa mengenyampingkan struktur pasar yang bersifat tradisional dan berpendidikan rendah, namun dapat mengembangkannya melalui program-program unggulan sehingga sistem perkembangan perokonomian bisa setara dengan tujuan yang ingin dicapai dan menyeimbangkan persaingan.

NERACA PEMBAYARAN LUAR NEGERI



PENDAHULUAN
Aktivitas ekspor dan impor dalam model ekonomi empat sektor akan terlihat posisinya dalam neraca pembayaran luar negeri (Balance Of  Payment = BOP)
LATAR BELAKANG
Pada dasarnya neraca pembayaran adalah sebuah catatan sistematis dari semua transaksi ekonomi internasional (perdagangan, investasi, dan pinjaman) yang terjadi antara penduduk dalam negeri pada suatu negara dengan penduduk luar negeri selama jangka waktu tertentu biasanya satu tahun dan dinyatakan dalam dolar AS.Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah dari individu danpemerintah asing, dan transaksi finansial.
Umumnya neraca pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan dan neraca modal dan finansial, dan item-item financial. Selain itu, neraca pembayaran luar negeri atau balance of payment juga diidentifikasikan sebagai suatu ringkasan pernyataan atau laporan yang pada intinya menyebutkan semua transaksi yang dilakukan oleh penduduk negara lain, dan kesemuanya dicatat dengan menggunakan metode dan dalam waktu tertentu. Neraca pembayaran ini sangat berguna karena dapat menunjukan struktur dan komposisi transaksi ekonomi dan posisi keuangan internasional dari suatu negara dengan mengetahui secara terperinci. Lembaga keuangan seperti IMF, bank dunia dan negara-negara donor juga menggunakan pemberi bantuan keuangan kepada suatu negara.
Rekening neraca pembayaran luar negeri umumnya digunakan dalam upaya mengetahui apa yang sedang berlangsung pada perdagangan internasional. Dengan mengunakan rekening pembayaran tersebut, maka pemerintah dapat mengawasi transaksi antar negara yang telah disusun didalamnya. Pencatatan transaksi pembayaran tersebut muncul dari perdagangan barang dan jasa serta dari pendapatan berupa bunga, keuntungan, dan deviden dari modal yang dimiliki di satu negara dan di investasikan di negara lain. 
ANALISIS KEBIJAKAN NERACA PEMBAYARAN LUAR NEGERI
Kebijakan ekonomi internasional dalam arti luas adalah tindakan/ kebijakan ekonomi pemerintah yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi komposisi, arah serta bentuk dari pada perdagangan dan pembayaran internasional.
Dalam arti sempit kebijakan ekonomi internasional adalah tindakan/ kebijakan ekonomi pemerintah yang secara langsung mempengaruhi perdagangan dan pembayaran internasional.
Instrumen kebijakan ekonomi internasional meliputi :
1.        kebijakan perdagangan internasional
2.        kebijakan pembayaran internasional
3.        kebijakan bantuan luar negeri.
PENGARUH NERACA PEMBAYARAN LUAR NEGERI TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA
Secara umum apabila kita ingin mengkaji lebih mendalam terkait pengaruh neraca pembayaran luar negeri bagi Indonesia, maka kita harus mengetahui terlebih dahulu mengenai proses penyeimbangan kembali neraca pembayaran, karena pengaruh dari pada neraca pembayaran terlihat secara jelas pada proses penyeimbangan kembali neraca pembayaran .Didalam proses penyeimbangan kembali neraca pembayaran tersebut terdiri dari 3 komponen, yaitu tingkat harga, tingkat kurs, dan sektor moneter.
1.   Tingkat harga
Neraca pembayaran yang surplus dapat menyebabkan bertambahnya uang yang beredar di masyarakat. Sebaliknya jika neraca pembayaran defisit akan mengurangi jumlah uang yang beredar.  Pertambahan uang yang beredar menyebabkan kenaikan harga, dan sebaliknya berkurangnya uang yang beredar menyebabakan penurunan harga. Surplus neraca pembayaran akan meningkatakan jumlah uang yang beredar, harga naik dan inflasi yang akan mengakibatkan daya saing produsen dalam negeri menurun dibandingkan produsen luar negeri, hal ini akan meningkatkan impor daripada impor. Kenaikan impor dan penurunan ekspor keduanya bersama-sama mendorong berkurangnya surplus neraca pembayaran proses penyeimbangan ini akan berjalan terus menerus dengan surplus neraca pembayaran suatu negara dibarengi dengan derfisit neraca pembayaran negara asing. Jumlah uang yang beredar dinegara asing akan berkurang maka harga akan turun dan terjadi inflasi, berarti daya saing produsennya meningkat, terjadi peningkatan ekspor dan penurunan impor negara asing tersebut.
2.   Tingkat kurs
Dalam penyeimbangan melalui tingkat kurs ini adalah devaluasi untuk defisit dan revaluasi untuk surplus. Keberhasilan devaluasi untuk menghilangkan atau mengurangi ketidakseimbangan tergantung pada elastisitas permintaan dan penawaran valuta asing.
3.   Sektor moneter
Pendekatan sektor moneter neraca pembayaran menganggap bahwa timbulnya ketidakseimbangan neraca pembayaran karena ketidakseimbangan portopolio yaitu saldo kas yang terjadi berbeda dengan saldo kas yang diinginkan masyarakat. Menyamakan saldo kas yang terjadi dengan yang diinginkan inilah yang menyebabkan timbulnya ketidakseimbangan neraca pembayaran dan berfluktuasinya kurs valuta asing. Ketidakseimbangan neraca pembayaran adalah semata-mata merupakan gejala moneter, oleh karena itu mengendalikan jumlah uang yang beredar dalam sistem kurs tetap tidak akan ada hasilnya. Mempengaruhi jumlah uang secara efektif akan dapat dilakukan dalam sistem kurs bebas, dalam penyeimbangan neraca pembayaran. Pengaruh timbal balik antara kebijaksanaan moneter dinegara-negara lain hanya akan berpengaruh kepada kurs dan tidak pada neraca pembayaran.

NERACA PEMBAYARAN LUAR NEGERI



PENDAHULUAN
Aktivitas ekspor dan impor dalam model ekonomi empat sektor akan terlihat posisinya dalam neraca pembayaran luar negeri (Balance Of  Payment = BOP)
LATAR BELAKANG
Pada dasarnya neraca pembayaran adalah sebuah catatan sistematis dari semua transaksi ekonomi internasional (perdagangan, investasi, dan pinjaman) yang terjadi antara penduduk dalam negeri pada suatu negara dengan penduduk luar negeri selama jangka waktu tertentu biasanya satu tahun dan dinyatakan dalam dolar AS.Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah dari individu danpemerintah asing, dan transaksi finansial.
Umumnya neraca pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan dan neraca modal dan finansial, dan item-item financial. Selain itu, neraca pembayaran luar negeri atau balance of payment juga diidentifikasikan sebagai suatu ringkasan pernyataan atau laporan yang pada intinya menyebutkan semua transaksi yang dilakukan oleh penduduk negara lain, dan kesemuanya dicatat dengan menggunakan metode dan dalam waktu tertentu. Neraca pembayaran ini sangat berguna karena dapat menunjukan struktur dan komposisi transaksi ekonomi dan posisi keuangan internasional dari suatu negara dengan mengetahui secara terperinci. Lembaga keuangan seperti IMF, bank dunia dan negara-negara donor juga menggunakan pemberi bantuan keuangan kepada suatu negara.
Rekening neraca pembayaran luar negeri umumnya digunakan dalam upaya mengetahui apa yang sedang berlangsung pada perdagangan internasional. Dengan mengunakan rekening pembayaran tersebut, maka pemerintah dapat mengawasi transaksi antar negara yang telah disusun didalamnya. Pencatatan transaksi pembayaran tersebut muncul dari perdagangan barang dan jasa serta dari pendapatan berupa bunga, keuntungan, dan deviden dari modal yang dimiliki di satu negara dan di investasikan di negara lain. 
ANALISIS KEBIJAKAN NERACA PEMBAYARAN LUAR NEGERI
Kebijakan ekonomi internasional dalam arti luas adalah tindakan/ kebijakan ekonomi pemerintah yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi komposisi, arah serta bentuk dari pada perdagangan dan pembayaran internasional.
Dalam arti sempit kebijakan ekonomi internasional adalah tindakan/ kebijakan ekonomi pemerintah yang secara langsung mempengaruhi perdagangan dan pembayaran internasional.
Instrumen kebijakan ekonomi internasional meliputi :
1.        kebijakan perdagangan internasional
2.        kebijakan pembayaran internasional
3.        kebijakan bantuan luar negeri.
PENGARUH NERACA PEMBAYARAN LUAR NEGERI TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA
Secara umum apabila kita ingin mengkaji lebih mendalam terkait pengaruh neraca pembayaran luar negeri bagi Indonesia, maka kita harus mengetahui terlebih dahulu mengenai proses penyeimbangan kembali neraca pembayaran, karena pengaruh dari pada neraca pembayaran terlihat secara jelas pada proses penyeimbangan kembali neraca pembayaran .Didalam proses penyeimbangan kembali neraca pembayaran tersebut terdiri dari 3 komponen, yaitu tingkat harga, tingkat kurs, dan sektor moneter.
1.   Tingkat harga
Neraca pembayaran yang surplus dapat menyebabkan bertambahnya uang yang beredar di masyarakat. Sebaliknya jika neraca pembayaran defisit akan mengurangi jumlah uang yang beredar.  Pertambahan uang yang beredar menyebabkan kenaikan harga, dan sebaliknya berkurangnya uang yang beredar menyebabakan penurunan harga. Surplus neraca pembayaran akan meningkatakan jumlah uang yang beredar, harga naik dan inflasi yang akan mengakibatkan daya saing produsen dalam negeri menurun dibandingkan produsen luar negeri, hal ini akan meningkatkan impor daripada impor. Kenaikan impor dan penurunan ekspor keduanya bersama-sama mendorong berkurangnya surplus neraca pembayaran proses penyeimbangan ini akan berjalan terus menerus dengan surplus neraca pembayaran suatu negara dibarengi dengan derfisit neraca pembayaran negara asing. Jumlah uang yang beredar dinegara asing akan berkurang maka harga akan turun dan terjadi inflasi, berarti daya saing produsennya meningkat, terjadi peningkatan ekspor dan penurunan impor negara asing tersebut.
2.   Tingkat kurs
Dalam penyeimbangan melalui tingkat kurs ini adalah devaluasi untuk defisit dan revaluasi untuk surplus. Keberhasilan devaluasi untuk menghilangkan atau mengurangi ketidakseimbangan tergantung pada elastisitas permintaan dan penawaran valuta asing.
3.   Sektor moneter
Pendekatan sektor moneter neraca pembayaran menganggap bahwa timbulnya ketidakseimbangan neraca pembayaran karena ketidakseimbangan portopolio yaitu saldo kas yang terjadi berbeda dengan saldo kas yang diinginkan masyarakat. Menyamakan saldo kas yang terjadi dengan yang diinginkan inilah yang menyebabkan timbulnya ketidakseimbangan neraca pembayaran dan berfluktuasinya kurs valuta asing. Ketidakseimbangan neraca pembayaran adalah semata-mata merupakan gejala moneter, oleh karena itu mengendalikan jumlah uang yang beredar dalam sistem kurs tetap tidak akan ada hasilnya. Mempengaruhi jumlah uang secara efektif akan dapat dilakukan dalam sistem kurs bebas, dalam penyeimbangan neraca pembayaran. Pengaruh timbal balik antara kebijaksanaan moneter dinegara-negara lain hanya akan berpengaruh kepada kurs dan tidak pada neraca pembayaran.