Senin, 07 Oktober 2013

Koperasi Bank Bersahabat Dan Sampoerna


1.0.Latar Belakang

Perbedaan aliran dalam koperasi berkaitan erat dengan faktor idiologi dan pandangan hidup (way of live) yang dianut oleh negara dan masyarakat yang bersangkutan.secara garis besar,idiologi negara dikelompokan menjadi 3 :
·         Liberalisme
·         Sosialisme
·         Tidak termasuk Liberalisme ataupun Sosialisme
        Implementasi dari masing – masing idiologi ini melahirkan sistem perekonomian yang berbeda – beda. pada giliranya,suatu sistem perekonomian tertentu akan saling menjiwai dengan koperasi subsistemnya. Misalnya idiologi pancasila dan sistem perekonomian yang termasuk dalam pasal 33 uud 1945 akan mewarnai peran dan misi koperasi indonesia. Sehingga dapat disimpulkan bahwa,aliran koperasi dalam suatu negara tidak dapat dipisahkandari sistem perekonomian yang dianut oleh negara yang bersangkutan.

 

1.1.Pengertian Koperasi Menurut para Ahli

Pengertian Koperasi Menurut para Ahli | Koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan (Pasal 3 UU No. 12 Tahun 1967). Dalam Pasal 1 No.  UU RI No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, menegaskan bahwa yang dimaksudkan dengan koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Pengertian koperasi juga dapat dilakukan dari pendekatan asal yaitu kata koperasi berasal dari bahasa Latin "coopere", yang dalam bahasa Inggris disebut cooperation. Co berarti bersama dan operation berarti bekerja, jadi cooperation berarti bekerja sama. Terminologi koperasi yang mempunyai arti "kerja sama", atau paling tidak mengandung makna kerja sama. Berikut ini Pengertian Koperasi yang diutarakan oleh menurut para ahli:
  • Pengertian Koperasi Menurut International Labour Organization (ILO):Cooperative defined as an association of person usually of limited means, who have voluntarily joined together to achieve a common economic end through the formation of a democratically controlled business organization, making equitable contribution to the capital required and accepting a fair share of the risk and benefits of the undertaking.
  • Pengertian Koperasi Menurut Arifinal Chaniago: Koperasi adalah suatu perkumpulan beranggotakan orang-orang atau badan hukum, yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk dan keluar, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.
  • Pengertian Koperasi Menurut P.J.V. Dooren: Koperasi tidaklah hanya kumpulan orang-orang, akan tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari badan-badan hukum (corporate).
  • Pengertian Koperasi Menurut Moh. Hatta: Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong. Semangat tolong menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan prinsip seorang buat semua dan semua buat seorang.
  • Pengertian Koperasi Menurut Munkner: Koperasi adalah organisasi tolong menolong yang menjalankan urusniaga secara kumpulan, yang berazaskan konsep tolong menolong. Aktivitas dalam urusan niaga semata-mata bertujuan ekonomi, bukan sosial seperti yang dikandung gotong royong.
  • Pengertian Koperasi Menurut UU No. 25 1992: Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat, yang beradasarkan atas azas kekeluargaan.
1.2. SEJARAH PERKEMBANGAN KOPERASI
1.        a. Sejarah Lahirnya Koperasi
Koperasi modern yang berkembang dewasa ini lahir pertama kali di Inggris, yaitu di Kota Rochdale pada tahun 1844. Koperasi timbul pada masa perkembangan kapitalisme sebagai akibat revolusi industri. Pada awalnya, Koperasi Rochdale berdiri dengan usaha penyediaan barang-barang konsumsi untuk keperluan sehari-hari. Akan tetapi seiring dengan terjadinya pemupukan modal koperasi, koperasi mulai merintis untuk memproduksi sendiri barang yang akan dijual. Kegiatan ini menimbulkan kesempatan kerja bagi anggota yang belum bekerja dan menambah pendapatan bagi mereka yang sudah bekerja. Pada tahun 1851, koperasi tersebut akhirnya dapat mendirikan sebuah pabrik dan mendirikan perumahan bagi anggota-anggotanya yang belum mempunyai rumah.
Perkembangan koperasi di Rochdale sangat memengaruhi perkembangan gerakan koperasi di Inggris maupun di luar Inggris. Pada tahun 1852, jumlah koperasi di Inggris sudah mencapai 100 unit. Pada tahun 1862, dibentuklah Pusat Koperasi Pembelian dengan nama The Cooperative Whole Sale Society (CWS). Pada tahun 1945, CWS berhasil mempunyai lebih kurang 200 pabrik dengan 9.000 orang pekerja. Melihat perkembangan usaha koperasi baik di sektor produksi maupun di sektor perdagangan, pimpinan CWS kemudian membuka perwakilan-perwakilan di luar negeri seperti New York, Kepenhagen, Hamburg, dan lain-lain.
Pada tahun 1876, koperasi ini telah melakukan ekspansi usaha di bidang transportasi, perbankan, dan asuransi. Pada tahun 1870, koperasi tersebut juga membuka usaha di bidang penerbitan, berupa surat kabar yang terbit dengan nama Cooperative News.
The Women’s Coorporative Guild yang dibentuk pada tahun 1883, besar pengaruhnya terhadap perkembangan gerakan koperasi, disamping memperjuangkan hak-hak kaum wanita sebagai ibu rumah tangga, warga negara, dan sebagai konsumen. Beberapa tahun kemudian, koperasi memulai kegiatan di bidang pendidikan dengan menyediakan tempat membaca surat kabar dan perpustakaan. Perpustakaan koperasi merupakan perpustakaan bebas pertama di Inggris, sekaligus digunakan untuk tempat berbagai kursus dan pemberantasan buta huruf. Kemudian Women Skill Guild Youth Organization membentuk sebuah pusat yaitu Cooperative Union. Pada tahun 1919, didirikanlah Cooperative Collage di Manchester yang merupakan lembaga pendidikan tinggi koperasi pertama.
Revolusi industri di Prancis juga mendorong berdirinya koperasi. Untuk mampu menghadapi serangan industri Inggris, Prancis berusaha mengganti mesin-mesin yang digunakan dengan mesin-mesin modern yang berakibat pada peningkatan pengangguran. Kondisi inilah yang mendorong munculnya pelopor-pelopor koperasi di Prancis seperti Charles Fourier dan Louis Blanc.
Charles Fourier (1772-1837) menyusun suatu gagasan untuk memperbaiki hidup masyarakat dengan fakanteres, suatu perkumpulan yang terdiri dari 300 sampai 400 keluarga yang bersifat komunal. Fakanteres dibangun di atas tanah seluas lebih kurang 3 mil yang akan digunakan sebagai tempat tinggal bersama, dan dikelilingi oleh tanah pertanian seluas lebih kurang 150 hektar. Di dalamnya terdapat juga usaha-usaha kerajinan dan usaha lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pengurus perkampungan ini dipilih dari para anggotanya. Cita-cita Fourier tidak berhasil dilaksanakan karena pengaruh liberalisme yang sangat besar pada waktu itu.
Lois Blanc (1811-1880) dalam bukunya Organization Labour menyusun gagasannya lebih konkrit, dengan mengatakan bahwa persaingan merupakan sumber keburukan ekonomi, kemiskinan, kemerosotan moral, kejahatan, krisis industri, dan pertentangan nasional. Untuk mengatasinya, perlu didirikan social work-shop (etelier socialux). Dalam perkumpulan ini, para produsen perorangan yang mempunyai usaha yang sama disatukan. Dengan demikian, perkumpulan ini mirip dengan koperasi produsen. Pada tahun 1884, kaum buruh di Perancis menuntut pemerintah untuk melaksanakan gagasan Lois Blanc untuk mendirikan koperasi, tetapi koperasi ini kemudian bangkrut.
Di samping negara-negara tersebut, koperasi juga berkembang di Jerman yang dipelopori Ferdinan Lasalle, Friedrich W. Raiffesen (1818-1888), dan Herman Schulze (1803-1883) di Denmark dan sebagainya.
Dalam perjalanan sejarah, koperasi tumbuh dan berkembang ke seluruh dunia di samping badan usaha lainnya. Setengah abad setelah pendirian Koperasi Rochdale, seiring dengan berkembangnya koperasi di berbagai negara, para pelopor koperasi sepakat untuk membentuk International Cooperative Alliance (ICA-Persekutuan Koperasi Internasional) dalam Kongres Koperasi Internasional yang pertama pada tahun 1896, di London. Dengan terbentuknya ICA, maka koperasi telah menjadi suatu gerakan internasional.
1.        b. Sejarah Perkembangan Koperasi di Indonesia
Perekonomian disusun sebagai usah besama berdasarkan atas asas kekeluargaan” Pasal 33 ayat 1 UUD 1945.
Bangsa Indonesia sendiri telah lama mengenal kekeluargaan dan kegotongroyongan, yang dipraktekkan oleh nenek moyang bangsa Indonesia. Kebiasaan-kebiasaan tersebut, merupakan input untuk Pasal 33 ayat 1 UUD 1945 yang dijadikan dasar/pedoman pelaksanaan Koperasi. Kebiasaan-kebiasaan nenek moyang yang turun-temurun itu dapat dijumpai di berbagai daerah di Indonesia di antaranya adalah Arisan untuk daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur, paketan, mitra cai dan ruing mungpulung daerah Jawa Barat, kerja sama pengairan yang terkenal dengan Subak untuk daerah Bali, dan Julo-julo untuk daerah Sumatra Barat merupakan sifat-sifat hubungan sosial, dan menunjukkan usaha atau kegiatan atasdasar kadar kesadaran berpribadi dan kekeluargaan. Bentuk-bentuk ini yang lebih bersifat kekeluargaan, kegotongroyongan, hubungan social, nonprofit dan kerjasama disebut Pra Koperasi. Pelaksanaan yang bersifat pra-koperasi terutama di pedesaan masih dijumpai, meskipun arus globlisasi terus merambat ke pedesaan.
Adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada pertengahan abad ke-18 telah mengubah wajah dunia. Berbagai penemuan di bidang teknologi ( revolusi industri ) melahirkan tata dunia ekonomi baru. Tatanan dunia ekonomi menjajdi terpusat pada keuntungan perseorangan, yaitu kaum pemilik modal ( kapitalisme ). Sistem ekonomi kapitalis / liberal memberikan keuntungan yang sebesar-besarnya kepada pemilik modal dan melahirkan kemelaratan dan kemiskinan bagi masyarakat ekonomi lemah.
Dalam kemiskinan dan kemelaratan ini, muncul kesadaran masyarakat untuk memperbaiki nasibnya sendiri dengan mendirikan koperasi. Pada tahun 1844 lahirlah koperasi pertama di Inggris yang terkenal dengan nama Koperasi Rochdale di bawah pimpinan Charles Howart. Di Jerman, Frederich Willhelm Raiffeisen dan Hermann Schulze memelopori Koperasi Simpan Pinjam. Di Perancis, muncul tokoh-tokoh kperasi seperti Charles Fourier, Louis Blance, dan Ferdinand Lassalle. Demikian pula di Denmark. Denmark menjadi Negara yang paling berhasil di dunia dalam mengembangkan ekonominya melalui koperasi. Kemajuan industri di Eropa akhirnya meluas ke Negara-negara lain, termasuk Indonesia.
Sejarah kelahiran dan berkembangnya koperasi di negara maju (barat) dan negara berkembang memang sangat diametral. Di barat sendiri koperasi lahir sebagai gerakan untuk melawan ketidakadilan pasar, oleh karena itu tumbuh dan berkembang dalam suasana persaingan pasar. Sedangkan di negara berkembang koperasi dirasa perlu dihadirkan dalam kerangka membangun institusi yang dapat menjadi mitra negara dalam menggerakkan pembangunan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu kesadaran antara kesamaan dan kemuliaan tujuan negara dan gerakan koperasi, maka berbagai peraturan perundangan yang mengatur koperasi dilahirkan dengan maksud mempercepat pengenalan koperasi dan memberikan arah bagi pengembangan koperasi serta dukungan/perlindungan yang diperlukan.
Di Indonesia pengenalan koperasi memang dilakukan oleh dorongan pemerintah, bahkan sejak pemerintahan penjajahan Belanda telah mulai diperkenalkan. Gerakan koperasi sendiri mendeklarasikan sebagai suatu gerakan sudah dimulai sejak tanggal 12 Juli 1947 melalui Kongres Koperasi di Tasikmalaya. Pengalaman di tanah air kita lebih unik karena koperasi yang pernah lahir dan telah tumbuh secara alami di jaman penjajahan, kemudian setelah kemerdekaan diperbaharui dan diberikan kedudukan yang sangat tinggi dalam penjelasan undang-undang dasar. Dan atas dasar itulah kemudian melahirkan berbagai penafsiran bagaimana harus mengembangkan koperasi. Paling tidak dengan dasar yang kuat tersebut sejarah perkembangan koperasi di Indonesia telah mencatat tiga pola pengembangan koperasi.
Ciri utama perkembangan koperasi di Indonesia adalah dengan pola penitipan kepada program yaitu :
§  Program pembangunan secara sektoral seperti koperasi pertanian, koperasi desa, KUD;
§  Lembaga-lembaga pemerintah dalam koperasi pegawai negeri dan koperasi fungsional lainnya; dan
§  Perusahaan baik milik negara maupun swasta dalam koperasi karyawan.
Pertumbuhan koperasi di Indonesia sendiri mengalami pasang surut dengan titik berat lingkup kegiatan usaha secara menyeluruh yang berbeda-beda dari waktu ke waktu. Pertumbuhan koperasi Indonesia yang dipelopori Patih Purwokerto R.Aria Wiriatmadja bergerak pada bidang simpan pinjam. Akan tetapi untuk memodali kegiatan tersebut beliau menggunakan uang sendiri dan kas masjid(Djojohadikoesoemo,1940).Setelah beliau tahu hal itu dilarang ,maka uang kas masjid dikembalikan secara utuh .
Kegiatan koperasi simpan pinjam kemudian dikembangkan oleh De Wolf Van Westerrode assisten residen Wilayah Purwokerto di Banyumas.
Setelahnya pada tahun 1908 Budi Oetomo berdiri. Organisasi ini menganjurkan koperasi untuk Rumah Tangga. Begitu pula SDI(Serikat Dagang Islam) yang mengembangkan koperasi untuk kebutuhan sehari hari.
Pada tahun 1918 K.H. Hasyim Asyari mendirikan koperasi bernama Syirkatul Inan(SKN) yang beranggotakan 45 orang. Organisasi bertekad dengan kelahiran koperasi ini sebagai periode “Nahdlatuttijar”.Oleh karena itu maka 2 tahun kemudian dibentuklah “Komisi Koperasi”yang dipimpin oleh DR.J.H Boeke untuk meneliti kebutuhan masyarakat Bumi Putera dalam berkoperasi. Akhirnya DR.J.H Boeke ditunjuk sebagai Kepala Jawatan Koperasi yng pertama. Perkembangan setelah berdirinya Jawatan koperasi tahun 1930,koperasi berkembang sangat pesat
Secara teoritis sumber kekuatan koperasi sebagai badan usaha dalam konteks kehidupan perekonomian, dapat dilihat dari kemampuan untuk menciptakan kekuatan monopoli dengan derajat monopoli tertentu, ini adalah kekuatan semu dan justru dapat menimbulkan kerugian bagi anggota masyarakat di luar koperasi. Sumber kekuatan lain adalah kemampuan memanfaatkan berbagai potensi external yang timbul di sekitar kegiatan ekonomi para anggotanya. Koperasi juga dapat dilihat sebagai wahana koreksi oleh masyarakat pelaku ekonomi, baik produsen maupun konsumen, dalam memecahkan kegagalan pasar dan mengatasi inefisiensi karena ketidaksempurnaan pasar.
Koperasi selain sebagai organisasi ekonomi juga merupakan organisasi pendidikan dan pada awalnya koperasi maju ditopang oleh tingkat pendidikan anggota yang memudahkan lahirnya kesadaran dan tanggung jawab bersama dalam sistem demokrasi dan tumbuhnya kontrol sosial yang menjadi syarat berlangsungnya pengawasan oleh anggota koperasi. Oleh karena itu kemajuan koperasi juga didasari oleh tingkat perkembangan pendidikan dari masyarakat dimana diperlukan koperasi. Pada saat ini masalah pendidikan bukan lagi hambatan karena rata-rata pendidikan penduduk dimana telah meningkat. Bahkan teknologi informasi telah turut mendidik masyarakat, meskipun juga ada dampak negatifnya.
Sampai dengan bulan November 2008, jumlah koperasi di seluruh Indonesia tercatat sebanyak 117.600 unit lebih. Corak koperasi Indonesia adalah koperasi dengan skala sangat kecil. Pengembangan koperasi di Indonesia yang telah digerakan melalui dukungan kuat program pemerintah yang telah dijalankan dalam waktu lama dan tidak mudah ke luar dari kungkungan pengalaman tersebut. Struktur organisasi koperasi Indonesia mirip organisasi pemerintah/lembaga kemasyarakatan yang terstruktur dari primer sampai tingkat nasional. Hal ini telah menunjukkan kurang efektif nya peran organisasi sekunder dalam membantu koperasi primer. Tidak jarang menjadi instrumen eksploitasi sumberdaya dari daerah pengumpulan. Fenomena ini dimasa datang harus diubah karena adanya perubahan orientasi bisnis yang berkembang dengan globalisasi.
“Pendidikan dan peningkatan teknologi menjadi kunci untuk meningkatkan kekuatan koperasi (pengembangan SDM)”.
Dengan adanya peningkatan teknologi tersebut, apalagi di era globlisasi teknologi ini, kegiatan kopersi semakin lebih mudah. Para anggotanya bisa melakukan transaksi secara/via Online dengan bantuan berbagai software yg mendukun kegiatan transaksi itu sendiri. Bukan itu saja, koperasi itu sendiri semakin mudah saja untuk memperluas jaringannya. Dengan begitu Perkembangan koperasi di Indonesia semakin pesat dan menjalar sampai ke pedesaan. Dengan begitu akan tercapai cita-cita Koperasi dan bangsa Indonesia, yakni mensejahterahkan anggota pada khususnya dan mensejahterakan masyarakat pada umumnya.


1.3.Tumbuh Bersama Koperasi

HOME » PERS MEDIA » TUMBUH BERSAMA KOPERASI
Bank Sahabat Sampoerna mulai menumbuhkan usaha mikro, kecil dan menengah setelah selesai berintegrasi dalam tiga tahun kedepan diharapkan mencatatkan sejuta nasabah dengan total pembiayaan Rp. 10 triliun.
Sudah tiga tahun Bank Dipo Internasional berganti nama menjadi Bank Sahabat Sampoerna setelah diakuisisi Sampoerna Strategic Group pada 2011.
Setelah menyelesaikan integrasi sepanjang tahun 2012, Bank Sahabat Sampoerna memasuki era pertumbuhan mulai tahun 2013 yang di fokuskan pada usaha mikro, kecil dan menengah.
“Bank yang kami akuisisi umurnya puluhan tahun dan biasa melayani nasabah segmen menengah. Sementara segmen mikro, kecil dan menengah yang menjadi fokus kami punya kekhasan hingga dibutuhkan penyesuaian-penyesuaian “ ujar Dirut Bank Sahabat Sampoerna , Indra W Supriadi. Manajemen berharap pembiayaan ke usaha mikro, kecil dan menengah bertumbuh dalam kondisi sehat hingga segala sesuatunya di persiapkan betul baik dari sisi infrastruktur, SDM hingga model pembiayaan. Demi menjaga kualitas pinjaman, manajemen lebih menekankan kehati-hatian ketimbang pertumbuhan ekspansif.
Menyangkut model pembiayaan, dipilih dual model yang di anggap paling cocok bagi usaha mikro , kecil dan menengah dengan karakteristik tersendiri . Untuk itu ,pemberian pinjaman dibawah Rp 500 juta ditentukan melalui program linkage yang melibatkan koperasi-koperasi.
Keberadaan koperasi sudah disiapkan jauh hari bahkan ketika bank belum di akuisisi .saat ini tercatat ada 120 koperasi sahabat UKM yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain koperasi sahabat UKM, juga ada koperasi sahabat wanita yang merupakan kelompok wanita tanggung renteng (kwantren). Saat ini terdapat 20 koperasi sahabat wanita yang untuk sementara di fokuskan di Tulungagung, Jombang dan Lamongan, Jawa Timur.
“tahun 2009 ketika baru mulai merencanakan dan saat itu bank belum ada, kami membangun koperasi sahabat UKM sebagai cikal bakal organisasi, sebagai pilot bagi kita untuk bisa mencari model pembiayaan yang paling cocok,”tambah indra.
Kami ingin melayani pengusaha mikro yang belum terlayani perbankan agar mereka bisa naik kelas dari usaha kecil ke menengah dan kemudian diluluskan menjadi pengusaha besar, katanya.
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah punya karakteristik tersendiri. Antara lain menyangkut faktor risiko yang kerap sama sekali tak berhubungan dengan bisnis. ”Misalnya kasus cerai, berantem dengan saudara hingga berhentilah usahanya. Cara berbisnis yang cenderung menggunakan intuisi ,tradisional dan tak disiplin karena tak memisahkan uang bisnis dan keluarga pelan-pelan dibantu dibenahi agar lebih disiplin,” tambahnya.
Indra juga menceritakan ada pengalaman memberikan pembiayaan kepada pedagang rokok rombong di pinggir jalan. “kasus yang paling sering adalah ribut dengan istri dan kemudian terlibat dalam perebutan rombong. Rombong itu milik siapa, jadi persoalan juga buat kami,” kata Indra.
Namun menurut Indra tantangan terbesar melayani usaha mikro ,kecil dan menengah terletak pada faktor SDM. “SDM harus di buat solid baik dari sisi kemampuan melayani juga dari sisi integritas dan kepatuhan. Soal integritas karyawan kami mantapkan dulu agar tak mencoreng nama bank, itu yang dilakukan di 2012. Kami harus memastikan orang sekian banyak itu amanah menjalankan visi dan misi yang di gariskan.”
Dalam rangka penerapan ‘know your customer’ (KYC), Bank Sahabat Sampoerna juga punya cara unik untuk menerapkannya. Antara lain dengan terjun langsung dalam operasional usaha mikro, kecil dan menengah yang menjadi nasabahnya . Indra bercerita pernah ikut dengan beberapa staf dalam serving day di perusahaan roti tradisional Lauw dalam sebuah kesempatan di salah satu pabrik di bekasi tahun 2012.
Roti Lauw, produsen roti tradisional yang cukup kondang disebutkan punya pangsa pasar cukup besar yakni 30%. Dengan serving day banyak manfaat yang di peroleh. Antara lain bisa lebih mengetahui detail persoalan yang dihadapi nasabah selaku pelaku usaha sehari-hari. Dengan mengunjungi nasabah , silahturahmi juga kian terjalin .”saya dan beberapa staf menjadi karyawan disana. bikin roti dari pagi sampai sore,” katanya melihat kemanfaatannya, karyawan bank sahabat sampoerna diwajibkan melakukan serving day.
TARGET KINERJA
Hingga akhir tahun 2013, Indra optimis aset akan naik menjadi Rp 2 triliun dari Rp. 1,4 triliun akhir tahun 2012. “bukan tak mungkin kalau mesin-mesin pertumbuhan bekerja optimal, pencapaian bisa diatas Rp. 2 triliun, Rp. 2,5 triliun bahkan Rp. 3 triliun,” katanya
Terkait kredit, sepanjang tahun 2013 di targetkan pertumbuhan kredit sekitar 43% menjadi Rp. 2 trilliun , Rp. 1,4 triliun tahun 2012. Angka kredit sebesar itu sebagian besar, yakni sekitar 60% ke sektor mikro dan kecil dan sisanya 40% sektor menengah.
Komposisi pembiayaan sektor mikro masing-masing 40% di perdagangan dan pertanian sementara 20 % sisanya perdagangan kecil seperti warung, restoran kecil dan pakaian. Sementara komposisi pembiayaan menengah ke atas masing-masing 30% di sektor penunjang pertambangan, penunjangan pertanian dan sisanya di lain-lain termasuk konveksi.
Untuk rasio kredit bermasalah (non performing loan / NPL ), akhir tahun 2012 mencatatkan NPL gross 2,4% turun dari 4% tahun 2011. Menyangkut simpanan, menurut Indra, ketergantungan atas DPK dari pihak terafiliasi kian turun menjadi sekitar 60% dari yang pernah ada sekitar 80% “ kami punya ATM yang terkoneksi dengan jaringan prima sementara nama sahabat sampoerna juga sudah mulai kita perkenalkan ,” kata Indra.
Menyangkut distribusi jaringan kantor cabang, tahun ini manajemen mentargetkan menambah kantor cabang di Bandung, Balikpapan dan Makasar selain rencana pembukaan kantor cabang syariah di DKI Jakarta. selama ini Bank Sahabat Sampoerna di dukung 11 cabang yang tersebar di Jakarta, Palembang, Pekanbaru, dan Surabaya. (Novi Nuryanti)

2.0.Identitas

HOME » IDENTITAS - BANK SAHABAT SAMPOERNA



Tentang Simbol Identitas


Kami menggambarkan “jiwa” Bank Sahabat Sampoerna melalui logo yang dengan jelas mengapresiasi kerjasama untuk menciptakan kesejahteraan. “Jiwa” ini akan menggerakkan kesadaran dan menuntun tindakan kami pada tujuan memberdayakan dan mensejahterakan usahawan mikro dan UKM di Indonesia.

Simbol Tiga Tangan (“The Three Hands”)


Simbol ini adalah representasi dari Bank Sahabat Sampoerna, Proses Transaksi, dan Konsumen di industri keuangan mikro dan UKM. Apabila ketiga unsur ini telah mencapai tujuannya dan telah terpenuhi segala kebutuhannya, maka kesejahteraan hidup bersama dapat tercapai. Dalam industri keuangan, Bank Sahabat Sampoerna memiliki peran penting dalam mendukung, membantu dan mengayomi masyarakat (nasabah) dibidang keuangan demi mewujudkan kehidupan yang adil dan makmur.

2.1.Tentang  Bank Sahabat Sampoerna

 Pemberdayaan Yang Membangkitkan Kekuatan

PT Bank Sahabat Sampoerna (“Bank Sampoerna”) dahulu bernama PT Bank Dipo Internasional. Dibentuk sebagai gagasan nyata pemberdayaan yang ditujukan untuk memutus rantai ketidakberdayaan akibat keterbatasan finansial. Sebagai bagian dari aktivitas bisnis keuangan Grup Sampoerna, kami mensinergikan bisnis dengan semangat persaudaraan dan kebersamaan sebagai landasan untuk tumbuh maju.
Diawali dengan kegiatan pemberdayaan melalui Sahabat UKM (koperasi) pada tahun 2008, Grup Sampoerna melalui Sampoerna Financial Group telah merambah ke berbagai pelosok daerah di Indonesia. Didukung dengan jaringan lebih dari 120 kantor yang tersebar di Jakarta, Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi, Grup Sampoerna telah membantu puluhan ribu nasabah mikro dan UKM di Indonesia. Bentuk pemberdayaan yang dilakukan selain kepada para pengusaha mikro dan UKM, juga ke sektor pemberdayaan wanita prasejahtera atau KWANTREN (Kelompok Wanita Tanggung Renteng) serta pemberdayaan usahawan muda atau PROMUDA di wilayah Jawa Timur.
Untuk melengkapi pelayanan kami kepada usahawan di segmen tersebut, pada bulan Mei 2011 secara resmi Grup Sampoerna melalui PT Sampoerna Investama telah mengakuisisi 85% saham Bank Dipo Internasional, dengan PT Pahalamas Sejahtera sebagai pemegang saham pendiri tetap memiliki 15% saham bank. Secara resmi, pada Februari 2012 nama Bank telah dirubah menjadi Bank Sahabat Sampoerna.
Di dalam menjalankan bisnis kami membawa serta tradisi kesungguhan, kesempurnaan dan kemenangan yang telah menjadi jiwa dalam bisnis keluarga Sampoerna selama sembilan dasawarsa. Sampoerna dengan warna semangat yang khas telah menorehkan sejarah dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kini, dengan meneladani nilai-nilai tersebut kami mempersembahkan Bank Sahabat Sampoerna, sebagai entitas bisnis keuangan berbasis pemberdayaan.
Mensinergikan dan memberdayakan jaringan kantor Bank di Jakarta, Medan, Pekanbaru, Palembang, Surabaya dan kantor cabang Sahabat UKM, Sampoerna Financial Group siap memberikan pelayanan perbankan sedekat sahabat dan sehangat keluarga. Setiap hari kami ingin menjadi lebih baik. Membenahi semua platform bisnis agar siap menjadi mitra pemberdayaan terbaik bagi para konsumen dan pemegang saham. Bersama-sama mendistribusikan optimisme dan harapan, menjelajah dan menemukan potensi kemandirian yang belum tersentuh dan yang terpenting menjadi Sahabat bagi para konsumen kami. Adalah tujuan kami untuk memberikan tempat untuk berkembang dan kesempatan bagi setiap individu untuk ikut berkontribusi mensejahterakan Indonesia.
Mari melangkah bersama, membuka pintu kesejahteraan Indonesia dan membuat hidup kita menjadi lebih baik, lebih mulia, bermartabat dan memberi manfaat bagi sesama.

2.2.Visi & Misi

HOME » VISI & MISI - BANK SAHABAT SAMPOERNA

” Kami mempertegas tekad dengan merubah visi dan misi menjadi lebih optimis serta berfokus pada pencapaian target dan prestasi. ”


Visi

“Menjadi institusi keuangan pilihan masyarakat yang berfokus pada sektor usaha mikro, kecil dan menengah dan memberikan pelayanan yang profesional. “

Misi

“ Memberdayakan masyarakat dengan memberikan kesempatan dan dukungan agar berhasil di sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).”

2.3.Produk & Layanan


HOME » PRODUK & LAYANAN - BANK SAHABAT SAMPOERNA
Bank Sampoerna memiliki komitmen tinggi untuk memperkuat bisnis mikro, kecil dan menengah di Indonesia. Saat ini Bank Sampoerna memberikan layanan cepat tanggap sesuai dengan kebutuhan nasabah, termasuk :
1.      Rekening Koran Giro – Persyaratan yang mudah – Bunga jasa giro yang menarik (Maksimum 3% p.a. dan Untuk pemegang rekening terkait pemegang saham 5% p.a.) – On-line sistem untuk transaksi dilakukan di seluruh cabang – Rekening berbentuk perorangan (Individu / Join Account) dan perusahaan – Laporan rekening koran akan dikirimkan setiap bulan ke alamat anda – Setoran awal, biaya dan saldo minimum Rp 1 Juta rupiah (syarat dan ketentuan berlaku)
2.      Rekening Tabungan – Setoran awal yang ringan – Suku bunga menarik dan kompetitif – Kemudahan penarikan / penyetoran di seluruh cabang kami – Laporan rekening koran akan dikirimkan setiap bulannya ke alamat anda – Suku bunga 3.00 % p.a. jika saldo rata-rata bulanan < Rp 100 juta – Suku bunga 4.00 % p.a. jika saldo rata-rata bulanan ≥ Rp 100 juta
3.      Rekening Deposito – Suku Bunga menarik – Dengan banyak pilihan jangka waktu : 1, 3, 6, 12 dan 24 bulan – Fasilitas Automatic Roll Over (ARO) – Dapat dijadikan sebagai agunan kredit – Simpanan dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
4.      Produk Jasa :Inkaso, Kiriman Uang, Kliring
5.      Produk Pinjaman :Pinjaman Modal Kerja, Pinjaman Investasi, Pinjaman Konstruksi, Pinjaman Kepemilikan Rumah, Pinjaman Kepemilikan Mobil, Bank Garansi
6.      ATM :Untuk memberikan layanan terbaik kepada nasabah, Bank Sampoerna bekerjasama dengan Jaringan Prima untuk memastikan nasabah  dapat melakukan penarikan dana dari berbagai ATM, yang termasuk kedalam Jaringan Prima.





Daftar Pustaka

Sitio, Arifin. 2001. Koperasi: Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga. 
Harsono, Y. 2006. Ideologi Koperasi Menatap Masa Depan. Yogyakarta: Pustaka Widyatama. 
Sitio, Arifin. 2001. Koperasi: Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga.